Bahan Wollycrepe – Merupakan jenis kain yang memiliki karakteristik tekstur yang mirip dengan permukaan pada kulit jeruk. Ragam variannya pun cukup banyak dan tak sedikit yang masih belum mengenalinya. Artikel kali ini akan membahas secara tuntas terkait hal-hal yang bersangkutan secara langsung dengan bahan ini.
Tak bisa dipungkiri lagi, dunia fashion lokal maupun luar terus mengalami perkembangan yang terus-menerus. Setiap hari selalu bermunculan ragam inovasi yang membuat trend fashion semakin meningkat.
Menurut beberapa sumber, akhir-akhir ini terjadi fenomena yang cukup menarik perhatian, tak lain ialah mulai banyaknya penggunaan bahan wollycrepe yang kian banyak.
Content
Mengenal Bahan Wollycrepe
Jika Anda pergi keluar negeri, Anda akan menemukan istilah wool crepe, ya, wollycrepe memang dikenal dengan nama tersebut diluar negeri. Alasannya tak lain adalah bahan ini mengendung unsur perpaduan antara wool dan crepe.
Wool adalah jenis bahan yang bisa dibilang cukup stabil dipadukan dengan permukaan kain yang berkerut. Sedangkan crepe memiliki tekstur berpasir atau yang banyak disebut mirip dengan kulit jeruk.
Bahan wollycrepe adalah jenis kain yang memiliki karakteristik tekstur permukaan yang mirip seperti kulit jeruk. Namun, yang membuat beda dari yang lain adalah kain ini paling halus tekstur kulit jeruknya dan terkesan tak begitu nampak.
Kombinasi antara dua jenis bahan wool dan crepe menjadikan wollycrepe memiliki berbagai macam keunggulan.
Kain ini memiliki berbagai variasi berat bahan mulai dari yang ringan sampai dengan tingkat di atasnya. Selain itu, wollycrepe adalah bahan yang tidak mudah kusut dan kain yang bertekstur.
Maka tak heran jika banyak dari berbagai macam kalangan seperti penjahit dan desainer yang menyukai jenis bahan yang satu ini. Hal lain yang perlu Anda ketahui adalah bahwa kain ini sangat mudah dipotong dan awet.
Ketika diperhatikan, kain ini terlihat seperti bahan wolfis, namun dengan tekstur yang lebih halus.
Artikel Terkait: Bahan Velvet
Jenis Bahan Wollycrepe
Dengan melihat keseluruhan unsur yang terdapat pada kain ini. Wollycrepe bisa dikategorikan menjadi setidaknya 5 jenis yang berbeda. Hal tersebut diklasifikasikan dengan pertimbangan mulai dari jenis bahan dasar, proses produksi sampai dengan karakteristik pada tiap-tiap jenisnya.
Berikut adalah lima jenis kain wollycrepe yang telah dirangkum dalam tulisan berikut.
1. Moss Crepe
Yang paling pertama dari jenis wollycrepe ini adalah jenis yang memiliki karakteristik tekstur yang sangat mirip dengan kulit jeruk. Sebagian orang menyebut kain ini memiliki tekstur yang hampir mirip seperti pasir yang tersusun.
Anda akan melihat seperti ada tumpukan pasir yang terurai pada permukaan kain, itu merupakan tekstur yang dimiliki kain tersebut.
Kemudian jika Anda meraba, akan Anda rasakan sensasi tekstur kai yang menempel pada kulit tangan. Meskipun begitu, kain ini tetap halus dan jauh dari sensasi kasar.
Moss crepe juga terbuat dari bahan yang cukup tebal dan kain yang rapat sehingga tidak menerawang. Sangat berbeda dengan katun linen yang bertekstur serat yang tebal tetapi memiliki susuna yang agak longgar. Penggunaan dari bahan ini kerap dpakai untuk pembuatan gamis dan jilbab.
2. Arabian Crepe
Tahukah Anda bahwa arabian crepe merupakan hasil duplikasi dari jenis moss crepe? Kain ini hadir dengan tampilan visual yang mirip dengan moss crepe dengan grade/kualitas di atasnya.
Bisa dipastikan jika Anda adalah orang yang belum pernah sama sekali melihat dan memegang bahan ini secara langsung akan bingung. Anda juga akan tertukar jika disuruh untuk memilihnya.
Karena memiliki grade di atas kain moss crepe, arabian crepe bertekstur lebih halus dan dingin. Tak hanya itu, Anda akan mendapatkan sensasi kenyamanan karena bahan yang dingin dan cukup tebal.
Harganya pun jangan pernah disamakan. Jelas kedua bahan ini berbeda dari segi harga. Arabian crepe dengan grade di atasnya memiliki harga jual yang lebih tinggi.
3. Bubble Crepe
Jenis ini hadir dengan ciri khas yang paling terlihat dalam segi tekstur permukaan kain yang menyerupai kulit jeruk. Sudah tahu kan alasan kenapa dinamakan dengan bubble crepe? Alasan tersebut dikarenakan adanya tekstur kain yang menggelembung seperti kulit jeruk.
Anda akan merasakan dengan sangat baik tekstur tersebut jika sudah melihat kemudian merabanya langsung.
Membahas tentang ciri khas atau karakteristik, maka jenis bubble crepe ini memiliki sifat yang sedikit agak tipis, tetapi tidak menerawang. Tak hanya itu, baha kain wollycrepe jenis ini berbahan kain yang jatuh, ringan, dan terasa sedikit elastis.
Satu hal yang perlu Anda ketahui adalah bahwa kain ini memiliki elastisitas yang bisa dikatakan semu. Hal ini dikarenakan dasar kain sebenarnya tidak melar, hanya saja efek tekstur kulit jeru yang agak longgar tersebut membuat kain terasa seperti melar ketika ditarik.
4. Diamond Italiano
Nah kalau jenis bahan yang satu ini masih memiliki kemiripan seperti mosss crepe, hanya saja yang membuat beda adalah diamond italiano memiliki lengkungan yang lebih jelas. Hal tersebut secara otomatis menimbulkan kesan rabaan yang lebih kasar.
Karakteristiknya sendiri bersifat ringan, dan jatuh. Tak hanya itu, diamond italiano sedikit lebih melar dibandingkan dengan moss crepe. Meskipun begitu, kain ini tidak semelar crezia crepe.
Jenis kain yang satu ini tergolong kain yang cukup tipis dan terlihar transparan jika dibandingkan dengan diamond georgette. Namun dilihat dari segi kehalusan masih dimenangkan oleh kain ini.
Jika membahas tingkat ketebalan kain, maka kain ini bisa dibilang lebih tipis dibandingkan dengan crezia crepe.
5. Crezia Crepe
Hadir dari keluarga crepe yang memiliki bagan lentur membuat kain ini bisa disebut kain yang cukup elastis. Dibandingkan dengan jenis bahan yang sebelumnya, maka kain ini adalah pemenang dalam hal elastisitas.
Ya, crezia crepe adalah kain yang memiliki elastisitas tertinggi.
Jangan merenggangkan kain secara vertikal atau horizontal. Anda akan melihat tingakat elastisitas kain dengan merenggankannya secara diagonal. Bisa dibiang kain ini adalah jenis kain yang paling unik.
Karena pada dasarnya kain ini memiliki tekstur yang serupa dengan garis-garis yang tersusun rapi seperti yang terdapat pada wajik.
Artikel Terkait: Bahan Monalisa
Ciri Khas Bahan Wollycrepe
Tentunya setiap jenis kain memiliki ciri khas dan karakteristiknya sendiri. Bahan wollycrepe juga demikian, ia memiliki karakteristik baik berupa kelebihan maupun kekurangannya sendiri. Yang mana dalam hal tersebut secara keseluruhan tidak bisa disamakan dengan yang lain.
Agar tidak ada segala jenis penyesalan ketika sudah memebeli. Mari terlebih dahulu kita kenali karakteristik kain wollycrepe ini.
1. Ringan dan Tidak Transparan
Wollycrepe termasuk ke dalam kategori jenis kain lightweight fabric yang artinya memliki serat kain yang ringan. Kain ini bukanlah jenis kain yang secara umum didefinisikan kain yang menerawang.
Berkat serat kainnya yang memiliki kerapatan dan ketebalan yang cukup baik, membuat bahan ini menjadi tidak transparan. Namun, juga ada beberapa kai yang sedikit transparan jika terkena cahaya dengan intensitas yang tinggi.
2. Lembut dan Tidak Lentur
Karakteristik kain yang licin dmiliki oleh bahan wollycrepe, meskipun permuakaan kain memiliki tekstur seperti kulit jeruk yang membentuk keriput. Sensasi lembut dan halus akan Anda rasakan pada saat menyentuh kain ini.
Jika karakter bahan pada crepe bersifat elastis, maka beda halnya dengan kain wollycrepe. Bahan ini tidak melar meki telah sering dipakai.
3. Tidak Mudah Kusut
Anda tau hal apakah yang membuat bahan wollycrepe banyak disukai oleh banyak orang? Jawabannya adalah tidak mudah kusut, sehingga banyak dipilih sebagai bahan pembuatan berbagai macam jenis busana, terutama jenis pakaian sehari-hari.
Kain jenis ini mudah ditata karena tidak mudah kusut. Sangat fleksibel untuk dibawa berpergian.
4. Memiliki Tekstur Berkerut
Pada dasarnya jenis kain ini masih ada hubungan erat dengan keluarga crepe. Sehingga sedikit banyaknya masih ada kemiripan dalam beberapa hal, contohnya dalam hal keriput yang seperti kulit jeruk.
Namun masih tetap bahan wollycrepe yang paling halus dibandingkan dengan crepe jenis yang lain.
Artikel Terkait: Bahan Kanvas
Keunggulan dan Kelemahan Wollycrepe
Anda sudah mengetahui jika segala hal selalu memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri. Kain ini juga tak terhindar dari hal tersebut. Ada hal yang membuat kain wollycrepe seolah tampak begitu unggul daripada jenis yang lain.
Namun dibalik hal tersebut ada juga hal yang membuat kain ini terasa tidak tampak spesial sama sekali. Yuk mari kita bahas bersama apa saja kelebihan dan kekurangan bahan wollycrepe ini.
Keunggulan Wollycrepe
Wollycrepe memiliki kelebihan sendiri dibandingkan dengan yang lainnya, yang mana kelebihan ini secara keseluruhan berbeda dengan jenis bahan lain. Apa saja kelebihan bahan wollycrepe ini? Berikut kita simak bersama.
- Bahan yang rapi tidak mudah kusut
- Tidak transparan
- Didominasi oleh warna-warna yang lembut dan berkelas
- Bahan jatuh dan licin
- Tidak kaku
- Tidak panas saat dikenakan
- Terasa halus dan lembut
- Memiliki tekstur kulit jeruk
- Memberi kesan mewah
Kelemahan Wollycrepe
Setelah mengetahui kelebihan yang ditawarkan oleh kain ini, kini saatnya kita kupas apa saja kekurangan yang ada pada kain wollycrepe. Yuk langsung saja masuk ke pembahasan. Kekurangan pada kain ini antara lain:
- Tidak mudah menyerap keringat (pada jenis tertentu)
- Tidak elastis
- Harganya sangat mahal (untuk kelas premium)
- Perlu melapisi dengan kain furing karena bahan yang agak transparan
Cara Merawat Bahan Wollycrepe
Dunia industri tanah air dan manca negara saat ini memiliki tinggat perkembangan yang sangat pesat. Tak bisa dipungkiri lagi, semuanya semakin canggih. Perkembangan tersebut mulai dari sektor industri teknologi sampai dengan garmen.
Anda yang memiliki profesi sebagai pengusaha konvesi atau desainer tentu saja sedikit banyaknya telah faham dunia ini, termasuk dalam hal perawatan. Lalu bagaimana untuk orang awan yang pada dasarnya tidak mengenal sama sekali?
Oke, langsung saja. Berikut cara merawat kain wollycrepe dengan baik dan benar agar kain tetap terjaga keawetannya.
1. Memilih Deterjen
Tunggu dulu, ada hal yang perlu diperhatikan sebelum mulai mencuci baju. Apa yang dimaksud dengan hal tersebut? Pemilihan deterjen, iya, Anda harus cermat dalam pemilihan deterjen ini.
Untuk kain dengan jenis karakter yang memiliki warna permukaan putih, Anda bisa menggunakan tambahan cairan pemutih pakaian.
Hal tersebut pun sebenarnya masih ada hal yang perlu dipertimbangkan. Artinya, Anda harus membaca terlebih dahulu aturan yang melekat pada kain tersebut. Jika tidak memungkinkan jangan dipaksakan.
Sedangkan untuk jenis kain yang lain, Anda bisa membeli sabun cair di toko terlebih dahulu, lalu menggunakannya ketika mencuci baju. Sabun cair sendiri adalah deterjen yang lebih aman jika dibandngkan dengan deterjen bubuk.
2. Proses Mencuci
Kemudian cucilah dengan metode manual saja, yaitu dengan menggunakan kedua tangan Anda. Sebisa mungkin hindarilah pencucian dengan menggunakan mesin cuci. Semua pakaian untuk jenis apapun akan relatif lebih mudah rusak ketika sudah masuk mesin cuci.
Cuci dengan perlahan, jika tidak ada noda yang membandel jangan menggunakan sikat cuci. Bulu sikat yang kasar dapat menyebabkan hancurnya serat kain.
Perlu Anda garis bawahi, bahwa perendaman pakaian dalam jangka waktu yang over time adalah hal yang sangat tidak dianjurkan. Terlebih jika Anda merendamnya dengan air panas. Rendamlah pakaian dengan batas waktu secukupnya dan gunakan air yang tidak panas.
Kucek pakaian dengan perlahan dan pastikan tidak melintir pakaian dengan berlebihan.
Ingat ya, jangan menggunakan deterjen dengan berlebihan!
3. Proses Membilas
Nah, setelah noda-noda telah terangkat dari pakaian dan sudah memastikannya kembali. Kini saatnya, Anda membersihkan sisa sabun dan noda yang masih menempel pada pakaian. Lakukan dengan segera agar kain bisa cepat dikeringkan dan tidak merusak kain karena menunda-nunda.
Seperti pada kain lain pada umumnya, bilaslah dengan air yang bersih. Pastikan bilasan Anda benar-benar sempurna dan berhasil mengangkat seluruh noda dan sisa sabun.
Peraslah kain dengan menggunakan kedua tangan dengan cara perlahan. Lalu Anda siap memasuki tahap pengeringan.
4. Proses Mengeringkan
Pada saat mencuci kain ini Anda telah menghindari penggunaan mesin cuci, maka lakukanlah hal yang sama di proses pengeringan ini. Anda cukup memeras dengan lembut dan tidak sampai menggunakan pengering pada mesin cuci.
Setelah meminimalisir yang masih ada pada pakaian dengan meremas, Anda sudah siap untuk menjemur.
Anda sudah tahu jika menjemur pakain langsung dibawah terik panas matahari akan membuat kain rusak, minimal memudarkan warna kain. Oleh karena itu, hindarilah penjemuran dibawah panasnya cahaya yang dihantarkan oleh matahari ke bumi.
Lalu dimana saya harus menjemur? Anda bisa memilih tempat yang teduh namun terbuka sebagai alternatif.
5. Menyimpan Pakaian
Proses yang terakhir adalah menyimpan pakain di tempat yang aman dan terhindari dari potensi-potensi yang bisa mengotori dan merusak kain. Lemari adalah salah satu tempat yang paling ideal untuk menyimpan pakaian ini.
Setelah sebelumnya memastikan bahwa kain benar-benar sudah kering dan tak ada lagi noda atau kotoran yang menempel, setrikalah terlebih dahulu.
Namun dalam penyetrikaan juga harus hati-hati. Gunakanlah tekanan suhu yang paling rendah agar tidak merusak kain.
Apa Perbedaan Kain Wollycrepe dan Wolfis?
Ternyata tidak sedikit orang yang masih sering salah dalam membedakan antara wolycrepe dan wolfis. Mereka masih bingung karena tidak tahu tentang detil bahan secara lebih.
Hal tersebut banyak membuat orang-orang gagal membedakan dan keliru dalam memilih kain ini. Yang mereka sangka wolfis ternyata wollycrepe, begitu pun sebaliknya. Oleh karena itu, agar tidak ada lagi kekeliruan dalam membedakan, yuk kita kenali lebih baik.
Pada dasarnya kedua kain ini sama-sama berasal dari keluarga crepe, namun keduanya memiliki perbedaan. Salah satunya adalah kain wollycrepe tidak tampak mencolok dan kainnya pun tidak melekat seperti wolfis saat digunakan.
Wollycrepe adalah jenis kain yang halus dengan tingkat kehalusan tertentu. Hal ini bertolak belakang dengan wolfis yang memiliki kain lebih kasar. Terlebih untuk wollycrepe dengan kelas premium, tentunya lebih halus lagi.
Wajar saja jika kemudian harnya tidak semurah kain wolfis.
Selanjutnya kain wollycrepe ini termasuk ke dalam golongan kain yang lebih berat jika dibandingkan dengan bahan wolfis. Selain itu, karena bahan wollycrepe yang lebih berat menjadikannya sebagai kain yang memiliki ketebalan labih juga.
Harga Bahan Wollycrepe
Anda bisa mendapatkan kain wolycrepe ini dengan hitungan per meter, per yard, atau bahkan dengan satuan per kilo. Satuan hitungan tersebut akan anda temukan ketika sudah berada di pasar.
Harga yang ditawarkan juga sangat variatif, karena kain ini memiliki tingkatan kualitas yang berbeda-beda.
Jika Anda membeli secara online (market place), di sana akan Anda temukan harga tersebut berada pada kisaran Rp. 18.500 sampai dengan Rp.60.000 per meter.
Tentunya perbedaan harga tersebut mempertimbangkan kualitas dari setiap jenis kain. Semakin murah harga yang ditawarkan semakin jelek pula kualitas kain yang Anda dapatkan. Oleh karena itu, lebih telitilah saat Anda hendak membeli kain di toko fisik maupun online.
Cobalah untuk mendatangi pasar Tanah Abang jika Anda memiliki rumah di kawasan JABODETABEK. Di sana Anda bisa memilah dan memilih dengan lebih baik. Tanah Abang juga sudah terkenal memiliki harga yang paling murah.