Pengertian Agama – Agama merupakan sebuah kumpulan terorganisir dari sebuah kepercayaan, keyakinan, pandangan dunia dan sistem budaya yang secara langsung menghubungkan manusia dengan tatanan yang ada di dalam kehidupan.
Seorang ahli sekaligus pencetus sosiologi modern, Emile Durkheim, mengatakan bahwa agama merupakan suatus sistem yang terpadu dan terdiri atas praktik-praktiknya yang berhubungan dengan hal-hal yang sakral atau suci.Emile Durkheim
Oleh karena itu, banyak agama yang memiliki simbol, narasi dan sejarah yang berbeda-beda dan bertujuan untuk menjabarkan makna hidup serta menjelaskan asal usul dari suatu kehidupan.
Beragamnya budaya dan etnis manusia di muka bumi memberikan kontribusi terhadap munculnya agama yang juga bervariasi. Menurut beberapa perkiraan, terdapat sekitar 4200 agama yang ada di seluruh dunia.
Jumlah agama yang bervariasi tentunya memiliki praktik keagamaan yang juga berbeda. Praktik keagamaan yang berupa ritual, penyembahan, pengorbanan, festival, inisiasi, pemakaman, pernikahan, doa, lantunan musik, meditasi, seni, dan aspek lainnya merupakan pancaran dari budaya manusia di suatu tempat.
Seperti yang kita tahu, di Indonesia memiliki 6 agama yang diakui, sedangkan masih banyak agama nenek moyang yang tidak diakui. Sebenarnya, tidak mudah bagi manusia untuk menjabarkan pengertian agama secara gamblang, karena agama pada hakikatnya mempunyai sifat batiniah, subyektif dan individualistis.
Pengertian agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menyatakan bahwa Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan/kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia lainnya.
Artikel Terkait: Pengertian Obat
Content
Pengertian Agama Menurut Para Ahli
Bozman
Mengutip pendapat dari para ahli di dunia, seperti Bozman, menyatakan bahwa agama dalam arti luas merupakan suatu penerimaan terhadap norma-norma yang berlaku dalam suatu masyarakat dari pada kekuatan yang lebih tinggi dari manusia.
Emile Durkheim
Seorang ahli sekaligus pencetus sosiologi modern, Emile Durkheim, mengatakan bahwa agama merupakan suatus sistem yang terpadu dan terdiri atas praktik-praktiknya yang berhubungan dengan hal-hal yang sakral atau suci.
Ia juga berpendapat bahwa manusia sebagai umat yang beragama berusaha semaksimal mungkin untuk terus menerus meningkatkan keimanan yang diyakini untuk mencapai tingkat kesucian yang tinggi. Hal tersebut bisa dilakukan melalui ritual-ritual ibadah dan doa yang diyakini sebagai hal yang sakral dan suci dalam kehidupan beragama.
Bahrun Rangkuti
Sedangkan menurut Bahrun Rangkuti, seorang Muslim cendekiawan sekaligus seorang linguis, menyatakan bahwa definisi dan pengertian agama di Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari A dan Gama.
A disini memiliki arti tidak, Gama memiliki arti kacau. Bila dilihat dari asal katanya, definisi agama yaitu suatu peraturan dan atau norma-norma yang berlaku di masyarakat untuk menghindari manusia dari kekacauan serta mengarahkan manusia kea rah yang lebih baik, teratur dan tertib.
Anthoni F. C. Wallace
Menurut seorang ahli antropologi terkenal Amerika, Anthoni F. C. Wallace, pengertian agama yaitu seperangkat upacara yang dilakukan dengan rasional dan bersangkutan dengan mitos.
Kekuatan mitos dan supranatural yang bersangkutan dengan agama berpengaruh terhadap perubahan keadaan pada manusia dan alam semesta dalam kehidupan.
Hal ini sama dengan pengertian agama menurut Nicolaus Driyarkara SJ yang menyatakan bahwa agama adalah suatu keyakinan yang muncul di masyarakat karena adanya kekuatan supranatural yang dipercaya mengatur serta menciptakan alam dan segala sesuatu yang berada di dalamnya.
Beberapa ahli ada yang mengklasifikasikan agama secara universal yang diidentifikasikan dengan kelompok etnis dan budaya tertentu, serta memiliki aktivitas untuk mencari anggota baru.
Tak heran, jika pada kelompok agama yang berasal dari etnis tertentu menolak perbedaan antar agama lain dan menunjukkan bahwa semua praktek agama memiliki asal filosofis yang sama, karena berasal dari suatu budaya yang juga sama. Namun, ada juga yang mengindahkan adanya perbedaan yang mencolok, entah dari paham maupun filosofi asal budaya dan etnis yang berbeda.
Artikel Terkait: Pengertian Koperasi
Fungsi Agama Dalam Kehidupan Manusia
Dalam kehidupan bermasyarakat, adanya agama memiliki banyak fungsi untuk mengendalikan kestabilan antara kehidupan manusia dan alam semesta maupun sesama manusia. Namun, dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai fungsi yang lain, seperti yang akan dijelaskan di bawah ini.
Memberi Pandangan Terhadap Dunia dan Alam Semesta.
Agama dinilai senantiasa memberi pencerahan tentang dunia dan alam semesta beserta segala isinya yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia di dunia.
Segala sesuatu yang terjadi di dalam dunia memang tidak sepenuhnya dapat ditangkap melalui indera manusia. Disinilah agama berperan dalam memberikan pencerahan daripada falsafah yang ada di kehidupan manusia.
Menjawab Persoalan yang Tidak Mampu Dijawab Oleh Manusia.
Berbagai persoalan yang senantiasa menjadi pertanyaan manusia tak sedikit tidak dapat terjawab oleh akal manusia. Salah satunya yaitu kehidupan setelah manusia meninggal.
Disinilah agama berfungsi dalam menjelaskan tentang adanya kehidupan setelah mati dengan berbagai versi dan kepercayaan yang dianut sesuai dengan budaya maupun mitos yang dipercaya .
Menjadi Acuan Dalam Hidup Bersosialisasi.
Banyak agama yang ada di dalam dunia mengajarkan umatnya tentang perbuatan baik yang harus dilakukan dan perbuatan jahat yang harus dihindari.
Dalam ajaran beragama sebenarnya telah membuat kode etik sendiri yang wajib dilakukan oleh para penganut agama tersebut. Disinilah agama berfungsi untuk mengontrol kehidupan bersosialisasi dalam bermasyarakat.
Fungsi Integratif
Selain untuk menjadi acuan dalam bersosialisasi, agama memiliki peran sebagai faktor integratif untuk mencipatkan ikatan bersama dalam bermasyarakat dan kewajiban-kewajiban sosial.
Salah satunya yaitu adanya nilai-nilai agama yang menjadi dasar sistem kehidupan sosial yang secara utuh didukung kelompok-kelompok keagamaan. Dengan begitu, agama dapat menjamin adanya consensus dalam kehidupan bermasyarakat.
Fungsi Disintegratif
Walaupun agama memiliki fungsi pemersatu dalam kehidupan bersosialisasi dan memelihara eksistensi pada suatu masyarakat, agama juga bisa memainkan peran untuk mencerai-beraikan bahkan memecah-belah eksistensi suatu kelompok dalam bermasyarakat.
Sebenarnya, hal ini menjadi salah satu risiko dari begitu fanatiknya agama yang mengikat kelompok pengikutnya sehingga seringkali justru mengabaikan norma-norma sosial yang ada pada kehidupan bermasyarakat.
Artikel Terkait: Pengertian Ham
Tujuan Agama Dalam Kehidupan Manusia.
Selain memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia, agama juga memiliki tujuan yang tak kalah penting dalam kehidupan manusia.
Adapun tujuan dari agama adalah sebagai tatanan Yang Maha Kuasa untuk membimbing manusia yang mempunyai akal dan akhlak sehat untuk berusaha mencari kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat nanti atau sering disebut “kehidupan selanjutnya”.
Selain itu, agama yang ada di masyarakat juga mengajarkan kepada para penganutnya untuk dapat mengatur hidupnya, entah dalam kehidupan bermasyarakat maupun secara individual.
Hal ini bertujuan untuk mengatur hidup sosial dan sebagai pembuka jalan kepada Tuhan Yang Maha Esa ketika nantinya manusia sudah tidak berada di dunia lagi. Ajaran-ajaran kebaikan yang diberikan dalam setiap agama bertujuan untuk mengatur cara berperilaku manusia terhadap alam dan sesama manusia lainnya sehingga terbentuk suatu tatanan kehidupan masyarakat yang seimbang serta saling menghormati satu dengan lainnya.
Pada ajaran agama yang universal, kebenaran yang diajarkan tidak dapat diubah dan bersifat permanen, sehingga sering terjadi perbedaan pendapat antara satu dengan agama lainnya.
Hasil pencarian:
Pengertian agama secara umum, pengertian agama menurut para ahli, pengertian agama secara etimologi, pengertian agama islam.