Struktur Teks Anekdot – Saat duduk di bangku sekolah Anda, guru Anda mungkin telah mengenalkan kepada Anda tentang teks anekdot. Apakah yang dimaksud teks anekdot itu? Bagaimana ciri-ciri, fungsi, dan strukturnya?
Teks anekdot adalah sebuah teks cerita singkat yang bisa dibilang seperti cerpen, namun memiliki ke-khas-an tersendiri yaitu dalam hal menyindir atau mengkritik suatu hal atau topik tertentu.
Yup, benar sekali. Hal yang paling mencolok dari teks anekdot ini adalah isinya yang menyindir atau mengkritik sesuatu, biasanya tentang politik, sosial, pendidikan, dan lain sebagainya.
Fungsi ditulisnya teks anekdot salah satunya adalah untuk menghibur. Selain menghibur, dapat menjadi sarana untuk menyadarkan orang lain dengan cara yang lembut atau halus, yaitu lewat karya tulis.
Teks ini dapat ditemukan di berbagai macam media. Terlebih sekarang, dengan perkembangan teknologi, media cetak berganti dengan media sosial, mempermudah orang-orang dalam mencari informasi.
Artikel Terkait : Struktur Teks Eksplanasi
Content
Ciri – Ciri & Bentuk Teks Anekdot
Jika Anda pernah menemukan dan membaca teks yang berbentuk cerita pendek namun terdapat kritikan atau sindiran di dalamnya, mungkin itulah teks anekdot.
Untuk lebih mengenal teks anekdot, ada beberapa ciri yang bisa dijadikan acuan untuk membedakan teks ini dengan yang lainnya. Beberapa ciri tersebut adalah:
- Berbentuk cerita pendek.
- Terdapat kritikan atau sindiran yang bersifat tidak langsung.
- Memiliki struktur teks anekdot: abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
- Ceritanya terinspirasi dari kisah nyata yang terjadi di masyarakat namun diumpamakan dalam bentuk lain.
- Tokoh-tokoh atau karakter-karakter yang ditampilkan lekat dengan kehidupan sehari-hari, bisa jadi orang penting.
- Isi teksnya humoris, lucu, menggelitik, namun juga menyindir.
Selain itu, ternyata terdapat banyak bentuk-bentuk teks anekdot. Apa sajakah itu?
- Narasi
- Drama
- Puisi
- Dialog
- Syair / Lirik lagu
Nah, untuk struktur teks anekdotnya sendiri akan kami jelaskan di bawah ini. Terdapat 5 bagian dari struktur teks anekdot, berikut di antaranya:
Artikel Terkait : Struktur Teks Eksposisi
Struktur Teks Anekdot
Abstraksi
Unsur pertama dalam struktur teks anekdot adalah abstraksi. Abstraksi berisi tentang bagian pembuka yang menjelaskan atau menggambarkan secara umum apa yang akan diceritakan pada suatu teks tersebut.
Orientasi
Selanjutnya ada orientasi. Struktur teks yang satu ini bisa dikatakan wajib ada, karena di orientasi ini akan dipaparkan tentang latar belakang yang akan mengawali cerita yang akan disampaikan.
Krisis
Setelah orientasi, struktur teks anekdot yang selanjutnya ada Krisis. Di bagian krisis ini, mejelaskan pokok masalah utama yang terjadi di dalam cerita. Krisis haruslah ada, agar nanti dapat tercipta suatu penyelesaian di dalam teksnya.
Reaksi
Struktur teks anekdot selanjutnya ada reaksi. Reaksi menceritakan bagaimana suatu masalah dapat diatasi atau diselesaikan.
Koda
Bagian terakhir merupakan koda. Bagian ini merupakan bagian penutup di dalam struktur teks anekdot.
Untuk lebih jelasnya, bacalah contoh teks anekdot di bawah ini!
Artikel Terkait : Struktur Teks Negosiasi
Contoh Teks Anekdot
Malu Bertanya Sesat di Jalan
Suatu hari, di sebuah kelas, terdapat seorang guru matematika yang sedang mengajar.
Guru : “Ada pepatah yang mengatakan bahwa, malu bertanya sesat di jalan. Maka dari itu, anak-anak, apabila ada yang belum mengerti, silakan bertanya, ya.”
Murid : “Iya, Pak.
“Guru : “Nah, sekarang, coba Budi selesaikan soal yang sudah Bapak tulis di papan tulis.”
Budi : (berjalan menuju ke papan tulis, lalu mengerjakannya) “Hm…”
Beberapa menit kemudian…
Guru : “Lama sekali, Bud.”
Budi : “Pak, saya boleh bertanya…?”
Guru : “Iya silakan.”
Budi : “Bagaimana cara mengerjakan soal ini?” (menunjuk ke soal yang sedang Budi kerjakan)
Guru : “Walah, soal begitu aja tanya, Bud. Itu gampang, lho.”
Budi : “Loh, katanya kalau belum mengerti boleh bertanya, Pak.”
Kemudian seisi kelas terbahak.
Sekarang, mari menganalisis struktur teks anekdot dari teks yang berjudul “Malu Bertanya Sesat di Jalan” di atas!
Analisa Struktur Teks Anekdot ‘Malu Bertanya Sesat di Jalan’
Paragraf pertama yang dimulai dari “Suatu hari…” hingga “…sedang mengajar,” merupakan abstraksi, karena berisi tentang penjelasan umum tentang apa yang sedang terjadi. Di sana, diungkapkan bahwa mereka sedang belajar bersama di sebuah ruang kelas bersama seorang guru matematika.
Dialog pertama saat guru berkata kepada muridnya untuk bertanya apabila belum paham hingga para murid yang menjawab “Iya, Pak,” merupakan bagian orientasi dalam struktur teks anekdot, karena berisi latar belakang yang akan menimbulkan masalah atau krisis nantinya.
Setelah orientasi, terdapat krisis. Awal krisis dimulai dari saat guru itu memerintahkan Budi untuk menjawab soal matematika yang telah dituliskan di papan tulis. Puncak masalahnya ada pada saat Budi tidak bisa menjawabnya, lalu Budi bertanya kepada gurunya.
Namun, guru itu malah membalasnya dengan mengejek, “…soal begitu aja tanya, Bud,” itu merupakan bagian reaksi.
Dan, yang terakhir, saat Budi membalasnya dengan, “…katanya kalau belum paham boleh bertanya,” hingga seisi kelas yang tertawa merupakan koda, atau penutup dari cerita di atas.
Lalu, apakah Anda dapat menemukan pesan tersembunyi di dalam teks di atas? Yup, pesan yang ingin disampaikan oleh penulis adalah masalah di bidang pendidikan tentang seringnya murid bertanya tetapi terkadang masih ada saja guru yang malah mengejek muridnya karena tidak bisa mengerjakan, padahal sudah kewajiban guru untuk menjelaskan. Terlebih karena ada pepatah ‘Malu bertanya sesat di jalan’.
Teks di atas merupakan teks anekdot berjenis dialog.
Belajar Disiplin
Di suatu pagi yang cerah, terlihat anak dan bapak yang sedang bersantai di teras rumah–sang bapak sedang minum teh sambil mengisi teka teki silang di buku yang dibelinya, sedangkan si Anak sedang sibuk bermain HP dengan mengenakan seragam sekolah.
Si Bapak bertanya, “Kenapa kamu tidak segera masuk sekolah, Nak?”
Sambil terus bermain HP, si Anak membalas, “Iya, sebentar. Nanti aku berangkat kok.”
Si Bapak kemudian menasihati anaknya, “Belajar disiplin dari kecil, Nak. Biar nanti kalau sudah besar bisa jadi contoh yang baik bagi anakmu kelak.”
“Oh, begitu ya, Pak?” jawab si Anak. “Kalau begitu, Bapak bukan contoh yang baik, dong. Soalnya Bapak sendiri malah belum siap-siap berangkat ke gedung DPR.”
Ternyata, si Bapak merupakan anggota salah satu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang ada di kota itu.
Nah, mari menganalisis struktur teks anekdot di atas!
Analisa Struktur Teks Anekdot ‘Belajar Disiplin’
Paragraf pertama merupakan abstraksi atau bagian pembuka.
Dilanjutkan ke paragraf dua hingga keetiga merupakan bagian orientasi karena mengandung latar belakang yang akan menimbulkan suatu masalah
Paragraf keempat merupakan puncak masalah, karena si Bapak memberikan nasihat kepada anaknya namun dia sendiri tidak mencontohkan perilaku yang benar.
Paragraf kelima merupakan reaksi terhadap puncak masalah yang disebabkan oleh bapak.
Yang terakhir adalah paragraf keenam, berisi koda. Ternyata bapak dari anak tersebut adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang tidak segera berangkat bekerja ke gedung DPR melainkan malah bersantai di rumah.
Adapun teks di atas adalah salah satu contoh teks anekdot berjenis narasi.
Nah, itulah penjelasan mengenai struktur, ciri-ciri dan jenis-jenis teks anekdot. Semoga bermanfaat.
Hasil pencarian :
Contoh struktur teks anekdot, sebutkan struktur teks anekdot, mengidentifikasi struktur teks anekdot, analisis struktur teks anekdot, struktur teks anekdot bahasa jawa.